Monday, March 5, 2012

Sebuah Janji





" diari luka di tinggal si mati,
diari dari sekeping hati,
lakaran pena yang tulus berduri,
pengakhir sebuah realiti,

kenapa...?
lebih mudah memungkiri dari mengotakan janji,
kenapa...?
lebih mudah mencaci dari ikhlas memuji,

hujan petang yang lebat membasahi bumi,
yang gersang di jamah teriknya mentari,

hati sedih menjerit kembali,
kerna yang baik telah pun pergi,
tak kunjung datang setelah penat letih menanti,
menanti sedangkan kau tahu dia telah pun pergi,
pergi mengikat janji,
pergi sehingga kau mati,

mentari silih berganti,
setiap detik seolah tiada erti,
yang terlelap panjang di buai mimpi,
di apit kata bersulam ngeri,
berlabuh jauh tersasar daratan yang hijau,
tak kunjung sampai tempat di tuju,
terkaku sendiri......

terkapai lagi mencari haluan,
terkunci.....
gelora badai masih tak pasti,
lumpuh semangat dan tak mungkin di sembuh lagi,
kaku sendiri menanti pagi melambai tinggi,

hebatnya menyintai memungkiri janji,
habis punahkan istana putih,
menunggu kau rebah sujud ke bumi,
menanti detik semua terbalik,
sampai terlelap tak berani mengharap simpati,
kasih tersemat di bawa ke sisi........"


No comments:

Post a Comment